BAB 3: Kelimpahan dan Sifat-Sifat Unsur
A. Kelimpahan
Unsur-unsur di Alam
1. Unsur-unsur di alam
Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa. Unsur gas
mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas mulia ditemukan dalam bentuk
senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia (helium, neon, argon, kripton,
xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur yang terdapat di alam,
sedangkan sisanya merupakan unsur buatan seperti plutonium dan amerisium.
2.
Kelimpahan unsur-unsur di kulit bumi
Unsur-unsur terdapat melimpah di kulit bumi kita, tetapi
unsur-unsur tersebut mempunyai kelimpahan yang berbeda- beda. Udara yang kita
hirup setiap hari mengandung nitrogen dan oksigen sebagai unsur dengan jumlah paling melimpah di udara.
B. Sifat-sifat Unsur
Penggunaan suatu unsur atau senyawanya selalu didasarkan pada
sifat-sifat unsur tersebut. Misal aluminium digunakan sebagai pelapis karena
tahan korosi.
1. Halogen
Halogen berada pada golongan VIIA.Unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan logam membentuk
garam. Contoh garam dapur (NaCl) yang terbentuk dari reaksi klor dengan logam
natrium. Halogen mempunyai 7 elektron valensi, Hal ini menyebabkan
halogen sangat reaktif.
A. Sifat-sifat fisik
Beberapa sifat fisik halogen disajikan dalam Tabel berikut.
1)
Wujud halogen
Pada suhu kamar, fluor dan klor berupa gas, brom berupa zat
cair yang mudah menguap, sedangkan iod berupa zat padat yang mudah menyublim.
Pada pemanasan, iod padat tidak mencair melainkan langsung menguap (menyublim).
2)
Warna dan bau
Molekul halogen berwarna, karena menyerap sinar tampak
sebagai hasil eksitasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Fluor
berwarna kuning muda; klor berwarna hijau kekuningan, brom berwarna merah
kecokelatan; dan iod berwarna hitam dan mudah menguap membentuk uap berwarna
ungu. Uap halogen sangat beracun dan berbahaya bagi pernapasan, mata, dan
kulit.
3)
Elektronegativitas
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5
dan merupakan unsur yang paling elektronegatif, karena mempunyai bilangan
oksidasi (–1). Kecuali fluor yang selalu univalen, unsur halogen juga dapat
mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+3), (+5), dan (+7).
4)
Afinitas elektron
Unsur-unsur halogen cenderung menangkap elektron untuk
membentuk ion negatif. Afinitas elektron dari klor lebih besar dari afinitas
fluor, tetapi F2 adalah oksidator kuat dibandingkan dengan Cl , karena molekul
fluor lebih mudah terurai menjadi atom.
5)
Titik didih, titik leleh, dan energi ikatan
Titik didih dan titik leleh akan bertambah, jika nomor atom
bertambah. Energi ikatan “X2“ (kalor disosiasi) berkurang, jika nomor atom
bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat diamati untuk Cl2, Br2, dan I2.
B. Sifat-sifat kimia
1)
Kereaktifan
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai penyerapan
satu elektron oleh suatu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion
bermuatan negatif satu. Jika membebaskan energi, maka afinitas elektron
bertanda negatif. Jika menyerap energi, maka afinitas elektron bertanda
positif. Afinitas .Contoh : F(g) + e– → F–(g) H
= –328 kJ
Cl(g) + e– → Cl–(g) H =
–349 kJ
2)
Kelarutan
Kelarutan halogen dalam air berkurang dari fluor ke iod. Iod
relatif sukar larut dalam air, karena molekulnya bersifat nonpolar. Sedangkan
iod mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I-, karena membentuk ion
polidida (I –). Halogen lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti
karbontetraklorida (CCl4) atau kloroform (CHCl3).
C.Reaksi-reaksi halogen
1)
Reaksi dengan halogen
Suatu senyawaan dari dua halogen disebut senyawa
antarhalogen. Dalam suatu reaksi antara dua halogen, unsur yang lebih elektronegatif
adalah zat pengoksidnya.
Reaksi dapat dituliskan: X2 + nY2 → 2XYn
Y adalah halogen yang lebih elektronegatif dan n adalah
bilangan ganjil (1, 3, 5, . . .). Fluor merupakan halogen yang paling mudah
membentuk senyawa antarhalogen.
2) Reaksi dengan logam
Halogen bereaksi dengan unsur logam menghasilkan halida
logam.
Contoh : 3Br2 + 2Al F2
+Cu
Pada umumnya halida logam mempunyai titik leleh tinggi dan
lelehannya dapat menghantarkan listrik (bersifat elektrolit).
3) Reaksi dengan nonlogam dan metaloid
Halogen bereaksi langsung dengan unsur nonlogam dan metaloid.
Contoh: 3X2 + 2Z → 2ZX3
Reaksi halogen dengan fosfor, arsen, dan stibium menghasilkan
trihalida, jika halogennya berlebih, maka dapat dihasilkan pentahalida.
Contoh :
P4(g)
+ 6Cl2(g)→ 4PCl3(g)
P4(g) + 10Cl2(g) → 4PCl5(g)
Nitrogen tidak langsung bereaksi dengan halogen karena
ketidak-aktifannya, sedangkan silikon bereaksi dengan halogen menghasilkan
tetrahalida.
Contoh : Si + 2X2 → SiX4
4) Reaksi dengan senyawaan halogen
lainnya
Reaksi ini halogen yang lebih aktif menggantikan halogen yang
kurang aktif dari senyawaannya.
Contoh :
F2(g) + 2NaBr(s) → Br2(g) + 2NaF(s)
Cl2(g) + CaF2(s) → tidak terjadi reaksi
5) Reaksi dengan hydrogen
Halogen bereaksi
dengan hidrogen membentuk halida.
Contoh :
Cl2(g) + H2(g) → 2HCl(g)
Br2(g) + H2(g) → 2HBr
6) Reaksi dengan hidrokarbon
Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan
menggantikan atom-atom hidrogen.
Contoh :
CH4+ Cl2→ CH3Cl + HCl C2H6(g) +
Br2(g) →C2H5Br(g) + HBr(g)
7) Reaksi dengan air (hidrolisis)
Semua halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air.
8) Reaksi dengan basa
Semua halogen akan bereaksi dalam larutan basa.
Contoh
2F2(g) + 2NaOH(aq) encer → 2NaF(aq) + F2O(g) +H2O(l)
D. Daya oksidasi halogen
Halogen bebas merupakan oksidator, dalam satu golongan dari
atas ke bawah kekuatannya meningkat, yaitu F2 > Cl2 > Br2 > I2. Daya
oksidasi halogen atau daya pereduksi ion halida berdasarkan potensial
elektrodenya.
2. Logam
alkali
Logam alkali adalah unsur-unsur yang menempati golongan IA.
Golongan ini meliputi litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb),
sesium (Cs), dan fransium (Fr).
A. Sifat-sifat fisik
Beberapa sifat fisik logam alkali disajikan dalam Tabel :
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kecenderungan sifat
logam alkali sangat beraturan. Dari atas ke bawah, kelektronegatifan, energi
ionisasi, titik cair, dan titik leleh cenderung menurun, sedangkan jari-jari
atom dan kerapatannya cenderung meningkat. Dalam keadaan gas, unsur- unsur
alkali berupa molekul diatomik, misal Li2 dan Na2.Unsur-unsur alkali merupakan
reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial elektrodenya.
- Spektrum emisi adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh unsur yang tereksitasi. Logam alkali akan tereksitasi ketika dipanaskan pada nyala api. Misal pada pembakar bunsen atau pembakar spiritus dengan memberikan warna nyala khas yang diberikan pada Tabel berikut. (Warna nyala logam alkali)
B. Sifat-sifat kimia
Ciri yang paling mencolok dari logam alkali adalah
kereaktifannya cukup besar. Kereaktifan ini berkaitan dengan energi ionisasinya
yang rendah, sehingga mudah melepaskan elektron. Hampir semua senyawa logam
alkali bersifat ionik dan larut dalam air.
C. .
Reaksi-reaksi logam alkali
1.) Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas
hidrogen.
Contoh: 2L(s) + 2H2O(l)→2LOH(aq) + H2(g)(L = logam alkali)
2) Reaksi dengan hidrogen
Logam alkali akan bereaksi dengan hidrogen ketika dipanaskan
dan menghasilkan senyawa hidrida. Contoh : 2L(s) + H2(g) → 2LH(s)
3) Reaksi dengan oksigen
Reaksi antara logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
(M2O), peroksida (M2O2), dan superoksida (MO2).
Contoh: K(s) + O2(g) → KO2(s)
4) Reaksi
dengan halogen
Reaksi logam alkali dengan halogen terjadi sangat hebat dan
menghasilkan garam halida.
Contoh : 2Li(s) + Cl2(g) → 2LiCl(s).
Natrium cair terbakar
dalam gas klor menghasilkan nyala kuning.
5) Reaksi
dengan asam encer
Reaksi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
2L + 2H+ → 2L+ + H 2
Reaksi logam alkali dengan asam encer akan menimbulkan gas
hidogen disertai ledakan.
Contoh : 2Na(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2(g).
3. Logam
alkali tanah
Alkali tanah merupakan unsur-unsur golongan IIA. Unsur-unsur
golongan ini membentuk basa seperti alkali dan umumnya ditemukan dalam tanah
berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu unsur golongan IIA disebut logam
alkali tanah.
A. Sifat-sifat fisik
Tabel Sifat-sifat logam alkali tanah.
Berbagai sifat fisik unsur alkali tanah diberikan dalam
Tabel. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin bertambah,
sehingga menyebabkan penurunan energi ionisasi dan keelektronegatifan unsur
ini. Elektronegativitas unsur alkali tanah relatif kecil, sehingga mudah
membentuk senyawa ion positif dan sangat mudah bereaksi dengan unsur-unsur yang
mem- punyai keelektronegatifan besar, seperti golongan oksigen dan halogen
B. Sifat-sifat kimia
1) Kereaktifan logam alkali tanah
Kereaktifan unsur-unsur golongan alkali tanah cenderung
meningkat dari berilium ke barium. Hal ini dikarenakan jari- jari atomnya
semakin bertambah, sehingga menyebabkan berkurangnya energi ionisasi dan
keelektronegatifan
2) Kelarutan senyawa logam alkali tanah
Logam alkali tanah mempunyai perbedaan dengan logam alkali
dalam hal kelarutannya. Senyawa logam alkali pada umumnya larut dalam air,
sedangkan logam alkali tanah banyak yang sukar larut dalam air
C.Reaksi-reaksi logam alkali tanah
1) Reaksi dengan oksigen
Reaksi logam alkali tanah dengan oksigen menghasilkan oksida
(MO). Oksida ini cenderung bereaksi perlahan-lahan dengan air dan karbon
dioksida dalam udara, membentuk hidroksida, dan karbonat.
Contoh : 2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(l) MgO(l) + H2O(l) → Mg(OH)2(aq)
2) Reaksi dengan air
Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi baik dengan air
membentuk basa dan gas hidrogen. Magnesium bereaksi sangat lambat dengan air
dingin dan sedikit lebih baik dengan air panas, sedangkan berilium tidak
bereaksi.
Contoh : Mg(s) + 2H2O(l) →Mg(OH)2(aq) + H2(g)
3) Reaksi dengan halogen
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen (X2)
membentuk halida. Lelehan halida dari berilium mempunyai daya hantar listrik
yang buruk.
Contoh :
Mg(s) + Cl2(g) → MgCl2(s)
4) Reaksi
dengan asam
Logam golongan IIA bereaksi dengan asam kuat membentuk garam
dan gas hidrogen. Reaksi semakin hebat dari berilium ke barium.
Contoh : Ca(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq)
+ H2(g)
Selain beraksi dengan asam, berilium juga bereaksi dengan
basa kuat.
Be(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l) → Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
4.Unsur-unsur
periode ketiga
Unsur-unsur yang berada dalam periode ketiga ada delapan
unsur dengan kecenderungan sifat yang teratur. Unsur-unsur tersebut adalah
natrium, magnesium, aluminium, silikon, fosfor, belerang, klor, dan argon.
A. Sifat-sifat fisik
Beberapa sifat fisik unsur periode 3 disajikan dalam Tabel.
1)
Keelektronegatifan
Kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron dengan atom
lain dalam membentuk senyawa dinyatakan dengan keelektronegatifan. Unsur-unsur
dengan keelektronegatifan kecil cenderung bersifat logam (elektropositif).
Kecenderungan ini juga diperlihatkan oleh unsur-unsur periode ketiga.
2)
Energi ionisasi
Dari gambar tersebut terlihat bahwa energi ionisasi unsur-
unsur periode ketiga bertambah dari kiri ke kanan. Peningkatan energi ionisasi
ini berkaitan dengan bertambahnya muatan inti, sehingga daya tarik inti ter-
hadap elektron terluar makin besar.
3) Titik didih dan titik leleh
Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa titik didih dan titik
leleh unsur-unsur periode ketiga bertambah secara bertahap dari kiri ke kanan
dan mencapai puncaknya pada golongan IVA (Si), kemudian turun secara drastis
pada golongan VA (P).
Natrium,
magnesium, dan aluminium mempunyai ikatan logam. Kekuatan ikatan logam
meningkat dari natrium hingga aluminium sebagai akibat bertambahnya jumlah
elektron valensi. Meningkatnya kekuatan ikatan logam ini menyebabkan
meningkatnya titik didih dan titik leleh.
B. Sifat-sifat kimia
Sifat-sifat kimia periode ketiga yang akan dibahas pada
bagian ini meliputi sifat logam dan nonlogam, sifat asam basa, serta daya
pereduksi dan daya pengoksidasi.
1) Sifat
logam dan nonlogam
Unsur-unsur periode ketiga, ada yang bersifat logam, metaloid,
dan nonlogam. Kecenderungannya dari kiri ke kanan sifat logamnya semakin
berkurang. Tiga unsur yang pertama, yaitu natrium, magnesium, dan aluminium
merupakan logam sejati. Contoh:
2Na(s) + 2H+(aq) →2Na+(aq) + H (g) 2
2Al(s) + 6H+(aq) →2Al3+(aq) + 3H (g) 2
Aluminium tidak bereaksi dengan asam oksidator seperti HNO3,
sedangkan natrium dan magnesium dapat bereaksi. Diantara ketiganya, aluminium
merupakan logam yang paling kuat, magnesium agak rapuh, sedangkan natrium
merupakan logam yang paling lunak dan ringan.
Silikon tergolong metaloid, yaitu unsur yang memiliki sifat
logam dan nonlogam, di mana kekuatan logamnya sangat lemah dibandingkan logam
sejati. Gaya yang bekerja dalam padatan adalah gaya dispersi. Molekul-molekul
dalam padatan tersebut saling bertarikan dengan gaya dispersi yang menyebabkan
titik didih dan titik leleh unsur tersebut menurun jauh jika dibandingkan
dengan silikon.
2) Sifat
asam-basa hidroksida unsur periode ketiga
Semua unsur periode ketiga dapat bereaksi membentuk
hidroksida M(OH)x, kecuali argon yang merupakan gas mulia. M adalah unsur
periode ketiga selain argon dan x adalah nomor golongan. Hidroksida-hidroksida
dari unsur- unsur periode ketiga dijelaskan sebagai berikut.
Hidroksida dari
natrium, magnesium, dan aluminium cukup stabil, yaitu NaOH, Mg(OH)2, dan
Al(OH)3. Hidroksida dari silikon, fosfor, belerang, dan klor tidak
stabil karena melepaskan molekul air.
- Jika energi ionisasi rendah, maka ikatan M–OH bersifat ionik dan hidroksida bersifat basa, dalam air akan melepaskan ion OH–.
Contoh : MOH → M+ + OH–
- Jika energi ionisasi tinggi, maka ikatan M–OH bersifat kovalen. Ikatan O–H bersifat polar sehingga ikatan tersebut dapat mengalami hidrolisis dan melepaskan ion H+. Dengan demikian larutannya bersifat asam.
Contoh : MOH → MO– + H+
Kecenderungan energi ionisasi unsur periode ketiga
adalah semakin bertambah dari natrium ke klor. Oleh karena
itu sifat basa dari unsur-unsur di sebelah kiri lebih kuat, sedangkan
unsur-unsur di sebelah kanan sifat asamnya lebih kuat.
NaOH merupakan basa terkuat dari unsur periode ketiga dan
hidroksidanya mudah larut dalam air. Mg(OH)2 masih tergolong sebagai basa kuat,
meskipun kekuatan basanya lebih lemah dibandingkan dengan NaOH. Aluminium
bersifat amfoter, demikian pula dengan hidroksidanya Al(OH)3. Amfoter artinya
senyawa tersebut dapat bersifat sebagai asam sekaligus sebagai basa. Dalam
lingkungan basa kuat Al(OH)3 akan bersifat asam, sebaliknya dalam lingkungan
asam kuat ia akan bersifat basa.
3)
Daya pereduksi dan daya pengoksidasi unsur periode ketiga
Daya pereduksi dan daya pengoksidasi berkaitan dengan
kecenderungan melepas atau menyerap elektron. Zat pereduksi (reduktor)
merupakan zat yang melepaskan elektron dalam suatu reaksi redoks atau zat yang
mengalami oksidasi, sedangkan zat pengoksidasi (oksidator) merupakan zat yang
menyerap elektron atau mengalami reduksi. Dengan demikian, semakin mudah zat
melepaskan elektron, maka daya pereduksinya semakin kuat. Sebaliknya, semakin
sulit suatu zat untuk melepaskan elektron, maka daya oksidasinya makin kuat.
C. Air Sadah
1. Pengertian
air sadah, penyebab dan jenis kesadahan
Air merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan.
Air tersedia secara alami dan dapat diperoleh sebagai air tanah, air hujan, dan
lainnya. Air alam mengandung berbagai jenis mineral tergantung dari asal air
itu. Contoh air yang bersumber dari tanah dan batuan dapat mengandung mineral
kalsium sulfat (CaSO4), kalsium hidrogen karbonat Ca(HCO3)2, magnesium sulfat
(MgSO4), dan magnesium hidrogen karbonat Mg(HCO3)2.
- Air yang mengandung ion Ca2+ dan ion Mg2+ dalam jumlah banyak disebut air sadah (hard water). Air sadah menyebabkan sabun sukar berbuih karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun dan membentuk apa yang disebut scum. Sedangkan air yang sedikit atau sama sekali tidak mengandung ion Ca+ dan Mg+ disebut air lunak (soft water).
- Air sadah ditimbulkan oleh adanya senyawa kalsium hidrogen karbonat. Senyawa ini terbentuk ketika air hujan meresap ke dalam batu kapur yang mengandung senyawa kalsium karbonat (CaCO3).
- Kesadahan air dibedakan atas kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara (temporary hardness) disebabkan oleh garam-garam hidrogen karbonat, yaitu Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2. Kesadahan tetap (permanent hardness) disebabkan oleh garam CaSO4, CaCl2, MgSO4, dan MgCl2.
2. Penghilangan kesadahan
Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan mendidihkan air
tersebut, karena garam karbonat mengendap pada pemanasan.Adapun kesadahan tetap
dapat dihilangkan dengan cara-cara berikut.
A.Proses soda-kapur
Menurut cara ini, air sadah direaksikan dengan soda Na2CO3
dan kapur Ca(OH)2, sehingga ion-ion Ca2+ dan Mg2+ diendapkan.
B.Proses zeolit
Dengan cara ini, air sadah dialirkan melalui natrium zeolit,
sehingga ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan diikat zeolit menggantikan ion Na+
membentuk kalsium atau magnesium zeolit.
C.Distilasi (penyulingan)
Cara ini relatif mahal khususnya untuk produksi dalam jumlah
besar.
D. Menggunakan resin penukar ion
Resin penukar ion kini banyak digunakan untuk melunakkan air,
baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Resin penukar ion mengandung
ion-ion natrium bebas. Jika air sadah dilewatkan melalui resin penukar ion,
maka resin akan menahan ion-ion kalsium dan magnesium. Sehingga diperoleh air
lunak yang tidak lagi mengandung ion kalsium dan magnesium, tetapi mengandung
ion natrium yang tidak menimbulkan kesadahan.
3. Keuntungan
dan kerugian dari air sadah
Kalian pasti tahu sumur yang ada di rumah-rumah. Air sumur
merupakan salah satu contoh air sadah. Air sadah dapat menguntungkan dan
merugikan bagi kehidupan kita.
- Keuntungan yang dapat diperoleh dari air sadah sebagai berikut :
1)
Mempunyai
rasa yang lebih baik daripada air lunak.
2)
Menyediakan
kalsium yang diperlukan tubuh, misalnya : untuk pembentukan gigi dan tulang.
3)
Senyawa
timbal (dari pipa air) lebih sukar larut dalamair sadah. Timbal merupakan racun
bagi tubuh.
- Kerugian yang ditimbulkan air sadah sebagai berikut:
1)
Memboroskan
sabun : Karena air sadah menggumpalkan sabun membentuk scum, sehingga sabun
tidak akan berbuih sebelum ion Ca2+ dan Mg2+ mengendap.(Scum membuat pakaian
menjadi kusa).
2)
Menimbulkan
batu ketel Batu ketel adalah sejenis karang yang terbentuk pada dasar ketel.
Selain itu, batu ketel dapat menyumbat pipa saluran air panas, misalnya pada
radiator.
Unsur Transisi
Sifat
Khas Unsur Transisi:
•
Bersifat
Paramagnetik
•
Membentuk
Senyawa Berwarna
•
Memiliki
beberapa tingkat Oksidasi
•
Membentuk
ion Kompleks
•
Berdaya
katalitik
No comments:
Post a Comment